Keutamaan Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW
Alhamdulillah, sekarang ini kita telah memasuki bulan Rabi’ul Awal
1441 H, dalam bahasa Jawa biasa kita sebut dengan bulan Maulud atau bulan
Maulid. Sebutan ini selaras dengan makna harfiahnya, momen kelahiran, lebih
tepatnya kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
merupakan kenikmatan yang sangat besar dari Allah bagi seluruh alam. Penting
bagi kita sebagai umat Islam untuk bersyukur atas kelahiran Nabi dan
mengekspresikan kegembiraan dan kebahagiaan ketika memperingati Maulid Nabi.
Maka pada bulan rabiul awal ini banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dimanapun, misalnya Pondok Pesantren, Masjid, Mushola, Jama’ah Sholawat,
Yasinan, sampai rumah-rumah orang yang ingin sekali bersyukur dan bergembira
atas lahirnya Beliau mengadakan Peringatan Maulid Nabi. Peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW merupakan bentuk tradisi yang baik di masyarakat, bukan termasuk
bagian dari masalah ibadah yang dipersoalkan keabsahannya. Penulis Mengutip
Perkataan dari Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al-Hasani dalam kitab
Mafahim Yajib an Tushahhah bahwa Maulid Nabi adalah tradisi dan adat
kebiasaan yang baik. Dikategorikan tradisi yang baik, karena substansi
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki banyak manfaat dan kebaikan
bagi masyarakat, seperti meneladani prilaku Nabi, pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an,
dzikir, tahlil, kalimat thayyibah, pembacaan sejarah dan perjuangan Nabi
Muhammad SAW, supaya kita sebagai umatnya lebih kenal dan cinta dengan Nabinya,
sebab mencintai Nabi Muhammad SAW harus mengenal dan cinta kepada keluarga
beliau.
Tepatnya pada tanggal 12 Rabi’ul Awal semua makhluk Allah yang
berada di langit maupun dibumi bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW,
sampai paman beliau Abu Lahab yang kafir memerdekakan seorang budak yang
bernama Tsuwaibah, karena sangat bergembira dan bersyukur dengan kelahiran
keponakannya yang diberi nama Muhammad (Orang yang dipuji), lebih tepatnya
Abdul Mutholib memberikannya nama Muhammad supaya semua makhluq memujinya. Dan
itu semua terbukti, ketika Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah menjadi Khoirul
Anbiya’ wa Al Mursalin (sebaik-baik para nabi dan utusan Allah), sebab hanya
Nabi Muhammad yang mampu memberikan syafa’at besok dihari qiyamat.
Berbicara tentang keutamaan memperingati Maulid Nabi, Penulis
Mengutip Beberapa perkataan para Sahabat Nabi dan Para Ulama’ Salafus Sholih yang
ditulis oleh Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-Syafi’I (lahir
899 – wafat 974 H) dalam kitab An-Ni’matul Kubro ala Al-Alam fi Maulidi Sayyidi
waladi Adam, yang juga sering dikutip oleh As-Syaikh Moch. Djamaluddin bin
Ahmad Pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas Jombang. Keutamaan yang pertama
dawuh dari Abu Bakar Ash-Shiddiq “Barang siapa yang menginfaqkan satu dirham
(kurang lebih Rp. 200.000) atas dibacakannya Maulid Nabi, Maka ia adalah
temanku di surga”. Keutamaan yang kedua dawuh dari Umar bin Khottob “ Barang
siapa mengagungkan Maulid Nabi, sungguh ia telah menghidupkan agama islam”.
Keutamaan yang ketiga dawuuh dari Utsman bin Affan “Barangsiapa menginfaqkan
satu dirham atas dibacakannya Maulid Nabi, maka seakan-akan ia ikut menyaksikan
perang badar dan perang hunain”, dimana ketika meninggal dianggap sebagai Syahid.
Keutamaan yang ke-empat Sayyiduna Ali KMW, berkata, “Barangsiapa yang
mengagungkan maulid Nabi SAW dan ia menjadi sebab dibacanya maulid Nabi SAW,
maka ia tidak meninggal dunia kecuali dengan membawa iman dan masuk surga tanpa
hisab”. Keutamaan yang ke-lima Syekh Hasan al-Bashri berkata, “Aku senang
apabila memiliki sebesar gunung uhud berupa emas kemudian aku infaqkan atas
dibacanya maulid Nabi SAW”. Keutamaan yang ke-enam Syekh Junaid al-Bagdadi
berkata, “Barangsiapa menghadiri maulid Nabi dan mengagungkan derajatnya
sungguh ia beruntung dengan iman”. Keutamaan yang ke-tujuh Ma’ruf al-Karkhi
berkata, “Barangsiapa menghidangkan makanan atas dibacanya maulid Nabi SAW,
mengumpulkan kawan-kawanya, menyalakan mampu, memakai baju baru, membuat asap
wangi (membakar dupa atau kayu garu), dan memakai minyak wangi untuk
mengagungkan maulid Nabi SAW maka Allah SWT akan mengumpulkannya pada hari
kiamat bersama golongan yang pertama dari para nabi dan berada di derajat yang
paling luhur”.
Apa yang dikatakan oleh Ma’ruf al-Karkhi adalah kesunahan dan
keutamaan ketika memeringati maulid Nabi SAW, yaitu dengan mengunpulkan teman,
menyalakan lampu-lampu, memakai baju baru, menyalakan kayu garu (dupa), memakai
minyak wangi dengan niat mengagungkan maulid Nabi SAW, maka dijanji oleh Allah
masuk surga dengan golongan yang pertama yaitu golongan para nabi di surga A’la
Illiyin”.
Kenapa sampai seperti itu Allah di dalam memuliakan orang yang
memeringati maulid Nabi SAW?. Karena menghormati maulid Nabi SAW dengan merasa
senang dan gembira dengan Nabi SAW adalah perintah Allah seperti dalam QS.
Yunus 58 :
Artinya, Katakanlah (Wahai Muhammad), "Dengan kurnia Allah dan
rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya
itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". Fadlillah dalam
ayat tersebut maknanya adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW, sedangkan
“Rahmatillah” berarti diutusnya Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu ada ayat QS
Al-Anbiya 107 :
Sebab fadlillah dan rohmatilla itulah kita diperintahkan untuk
“Yafrohu” yaitu bergembira dan yang demikian itu lebih baik daripada apapun yang
kita kumpulkan. Dr. Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, menerangkan
bahwa merasa gembira dengan dilahirkannya nabi SAW membawa makna fadilah yang
sangat besar kepada siapapun, lebih-lebih kepada orang Islam. Karena orang
kafir saja, yaitu orang yang memusuhi nabi, dan berniat membunuh nabi, seperti
Abu Lahab dapat merasakan manfaat dari bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad
SAW seperti keterangan dalam hadist Al-Bukhori. Serta masih banyak lagi
keutamaan-keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Penulis melalui keterangan Ngaji Bab Maulid Nabi Muhammad menyimpulkan bahwa kalau mempunyai rizki,
jangan sampai ketinggalan memberikan sumbagan untuk acara Maulid Nabi SAW, Jadi
diusahakan jangan sampai tidak menyumbang. Kalau memang terpaksa tidak punya
uang sehingga tidak bisa menyumbang, maka jangan sampai tidak dating,
lebih-lebih menjadi panitia pada acara Maulid Nabi SAW karena menurut As-Sirri
as-Siqthi, barangsiapa yang menuju tempat dimana di dalamnya ada pembacaan
maulid Nabi, maka berarti ia menuju taman surga sebab ia menuju ketempat itu
tidak lain adalah hanya karena mencintai Nabi. sebab memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW seharusnya dilakukan oleh setiap orang muslim, sebab manfaatnya
sangat besar, kita bisa membandingkan orang kafir seperti Abu Lahab saja yang
bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW itu diberikan keringanan oleh Allah
siksanya setiap hari senin, bagaimana dengan kita ummatnya yang setiap hari
membaca Sholawat kepada beliau, pasti akan mendapatkan Syafaatnya besok dihari
kiamat. Mencintai Nabi Muhammad merupakan Syarat mencintai Allah, maka tidak
bisa dikatakan mencintai Allah sebelum mencintai Nabinya, tidak bisa dikatakan
patuh pada Allah sebelum patuh kepada Nabi Muhammad. Barangsiapa yang ingin
menghormati maulid Nabi, maka cukuplah baginya penjelasan-penjelasan ini, akan
tetapi orang yang pada dirinya tidak ingin menghormati maulid Nabi walaupun
dunia ini dipenuhi dengan pujian-pujian kepada Nabi, maka hal itu tidak akan
menggerakkan hatinya untuk mencintai Nabi. Semoga Allah menjadikan kita ummat
yang selalu mencintai Nabi Muhammad SAW.